Pages

Rabu, 27 April 2011

Agustini, bocah berumur 9 tahun yang minggat karena tidak sanggup membeli buku pelajaran

Agustini adalah bocah berumur 9 tahun yang hilang sejak 15 April 2011, Agustini menghilang saat ia pulang sekolah dan tidak pulang ke rumah kedua orang tuanya. Orang tuanya yang khawatir akan hal ini memberi laporan kehilangan kepada polisi. Namun tiada jua hasil yang didapat.

Hingga pada tanggal 27 April 2011, Agustini diketemukan oleh para Satpol PP yang hendak merazia anak-anak. Anak-anak yang terkena razia itu seyogyanya akan dimasukkan ke panti asuhan kedoya, Depok, Jawa Barat. Namun polisi berhasil mendeteksi sifat fisik Agustini dan akhirnya dikembalikan lagi kerumah orangtuanya.

Akhirnya polisi mengembalikan Agustini kepelukan orang tua kandungnya. Tangispun pecah dikeduanya. Ketika ditanyai tentang alasan mengapa Agustini minggat dari rumah, dia tidak berkata apapun dan berusaha menutupi dirinya.

Ada apa sebenarnya di dalam hati Agustini?

Menurut penjelasan polisi ketika Agustini ditanyai di panti asuhan kedoya. Agustini menjelaskan tentang keadaan dirinya yang tidak betah berada disekolah karena malu diejek oleh teman-temannya yang mempunyai buku LKS (buku pelajaran) sedangkan dia tidak.

Hal ini tentunya mencengangkan dan memalukan bagi pihak sekolah, pemerintah seharusnya sudah membagikan dana BOS yang sekiranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Mulai dari buku paket, buku LKS, barang pakai (spidol, kapur) dsb. Ketika pihak sekolah ditanyai mengenai hal ini, mereka tidak mau berkomentar.

Hal psikologis yang dialami Agustini banyak terjadi pada siswa-siswi di Indonesia, terutama pelajar SD. Diejek teman karena kekurangan sesuatu bukanlah hal yang aneh lagi, namun hal ini dapat memberikan dampak buruk terhadap psikologis anak. Merasa terkucilkan, tidak ada rasa kasih sayang. Hal ini lah yang menyebabkan Agustini minggat dari rumah demi memendam rasa malunya sendiri.

Peran Orang tua yang baik sangat berperan disini, mulai dari membimbing, menyemangatinya, dan selalu memberikan rasa kasih sayang kepada anak-anaknya. Pihak sekolah juga seharusnya lebih mengetahui lagi karakter masing-masing siswanya, berikanlah bantuan berupa materi atau kejiwaan agar sang anak tidak merasa sendirian didalam hatinya dan mengucilkan diri dari teman-teman dikelasnya.

fin.

0 komentar:

Posting Komentar